Nggak peduli seberapa besar kamu menganggap dirimu termotivasi, pasti selalu ada saatnya kamu merasa kurang bersemangat dan nggak tertarik melakukan sesuatu.
Mungkin duduk dan melamun bisa lebih menarik dibanding mengerjakan tugas yang hampir deadline. Mungkin juga memutuskan “nanti dulu” lebih sering kamu ucapkan saat mood kamu sedang nggak baik. Atau mungkin, kamu nggak bisa menjelaskan motivasi itu yang bagaimana sehingga sulit fokus pada passion kamu?
Kamu perlu tahu, memotivasi diri itu soal keterampilan, yang memang hanya bisa dilatih sendiri. Umumnya, rasa takut merupakan penyebab terbesar gagalnya motivasi dan manajemen waktu. Meski begitu, baik buruknya motivasi sebenarnya bukan penentu produktivitas kerjamu, melainkan seberapa besar kamu yakin pada kemampuanmu sehingga nggak mudah menyerah.
Nah, jika mood yang jelek sering memengaruhi semangat kerjamu, ini karena kamu nggak konsisten pada motivasi awalmu. Ada dua tipe orang untuk hal ini:
- Orang yang butuh keterampilan organisasi untuk mengambil tindakan,
- Orang yang butuh bantuan lebih untuk termotivasi dari dalam.
Apapun tipemu, berikut ini masalah yang menyebabkan kamu nggak termotivasi sehingga hilang mood, dan cara mengatasinya:
Saat Kamu Merasa Melakukan Hal yang Salah
Jika kamu merasa begini, pasti mood bisa langsung ambles dan kamu kehilangan motivasi. Masalah utamanya karena kamu nggak bisa menyelesaikan mana yang lebih prioritas. Biasanya ini akan terjadi saat kamu sibuk bekerja sepanjang hari, tapi di akhir hari kamu malah stres dan merasa tidak melakukan hal-hal penting, padahal sebenarnya banyak juga yang sudah kamu lakukan.
Jika ini terjadi, berarti kamu harus mengubah tujuan bekerjamu: bukan tentang berapa banyak pekerjaan yang bisa kamu lakukan, tapi apa yang sebaiknya memang kamu lakukan, terutama bagi dirimu. Buat daftar prioritas harianmu dan bagi dari kategori yang paling penting dan harus dikerjakan segera, hingga yang terasa penting, tapi waktunya bisa kapan saja.
Misalnya saja, yang paling urgent adalah hal yang sangat penting bagi hidupmu seperti kamu perlu hiburan dengan berlibur, kemudian hal penting yang tidak mendesak berkaitan dengan sesuatu yang besar tapi nggak terbatas waktu seperti mengunjungi keluarga.
Selanjutnya kamu bisa membagi kategori pada hal yang mengganggumu sehingga harus diselesaikan, misalnya kamu perlu menukar sepatu yang kekecilan. Terakhir, adalah apa yang kamu rasa perlu dilakukan tapi waktunya bisa kapan saja, misalnya beli buku yang kata temanmu bagus.
Saat Kamu Merasa Butuh “Sesuatu” untuk Tetap Pada Tujuan
Jika kamu merasakan ini, maka putuskanlah setiap harinya dengan memikirkan tiga hal – atau minimal hanya hal kecil – tentang apa yang ingin kamu capai di hari itu untuk menggerakkanmu mencapai tujuan. Ini akan memastikanmu melakukan hal yang benar sehingga tetap pada tujuan.
Di akhir hari, cek ulang dengan bertanya pada diri sendiri: Apakah kamu telah mencapai yang kamu inginkan? Apakah kamu melakukan hal yang benar dengan urutan yang benar? Melengkapi beberapa hal yang utama lebih penting dari menyelesaikan 10 pekerjaan yang terasa sia-sia, lho!
Saat Kamu Merasa Tidak Bisa Melakukan Sesuatu
Jangan bilang kamu sudah berdoa dan berusaha tapi masih kebingungan mencari solusi dari apa yang kamu hadapi! Jika seperti ini, artinya usaha dan doamu belum maksimal. Memang, ada saatnya seseorang bisa merasa stuck sehingga sulit bertindak terutama ketika mencoba sesuatu yang baru. Tapi bukan berarti kamu nggak bisa terus maju berhadapan dengan ketidaknyamanan dan mulai melakukan tindakan berbeda kan?
Kamu hanya butuh dorongan percaya diri. Coba tulis beberapa momen yang membuatmu merasa stuck, sekaligus caramu menghadapinya. Mulai dari masalah pribadi, soal pekerjaan, hingga hal apapun. Lalu tulis juga beberapa momen terbaik dalam hidup yang menjadi prestasi tersendiri dan membanggakanmu. Bacalah ini saat dirimu merasa ragu atau tidak bisa melakukan sesuatu.
Saat Kamu Merasa Dirimulah Masalahnya
Beberapa poin di atas bisa dibilang faktor luar yang menyebabkan kamu kurang termotivasi, sedangkan ini merupakan faktor dari dalam yang membuatmu kurang termotivasi.
Bentuknya bisa bervariasi, terutama karena kamu punya kebiasaan yang menganggu dan sangat sulit diubah. Jika kamu merasakan dirimulah masalahnya, maka ada satu hal penting yang perlu kamu tahu: Peluangmu untuk mencapai tujuan, tergantung seberapa kuat alasanmu untuk melakukannya.
Maksudnya, jika tujuanmu hanyalah ingin hidup sehat sementara hidupmu selama ini cenderung buruk, maka kamu pasti tidak melakukannya. Kenapa? Karena itu adalah tujuan yang membosankan dan bikin malas.
Tapi jika tujuanmu diubah: “Aku ingin hidup sehat dengan rajin berolahraga, mencoba makan sehat, dan berhenti merokok, agar tubuhku kuat dan usiaku lebih panjang, perasaan selalu bahagia, dan aku bisa melakukan segala hal dengan menyenangkan, bisa menabung untuk liburan mendatang, juga melihat anak-anakku tumbuh jadi orang yang sehat.” Mungkin ini bisa jadi motivasi yang lebih baik.
Jadi, kalau kamu punya alasan baik, berarti kamu siap mempersenjatai dirimu dari kemungkinan terburuk juga. Oleh karena itu, tinjau mengenai dirimu setiap harinya agar motivasi tak perlu lagi kandas meskipun mood jelek sedang menyerang.
Source:belepotan.com